Penggunaan Alat yang Tidak Rasional: Ancaman bagi Ketersediaan Medis

Penggunaan alat yang tidak rasional atau tidak tepat di fasilitas kesehatan dapat menjadi ancaman serius. Jika alat tidak digunakan sesuai standar operasional prosedur (SOP), atau terjadi pemborosan, terutama pada alat pelindung diri (APD) saat pandemi, dampaknya bisa mempercepat kerusakan atau kelangkaan. Ini bukan hanya masalah efisiensi, tetapi juga berpotensi membahayakan pasien dan tenaga medis, serta membebani anggaran terbatas rumah sakit.

Standar operasional prosedur (SOP) ada untuk memastikan penggunaan alat yang aman dan efektif. Mengabaikan SOP berarti alat mungkin digunakan melebihi kapasitasnya, dalam kondisi yang tidak tepat, atau tanpa persiapan yang memadai. Hal ini secara langsung mempercepat keausan dan kerusakan alat, mengurangi masa pakainya secara drastis, sehingga alat yang seharusnya bisa berfungsi lama menjadi cepat rusak dan harus diganti, menimbulkan kerugian.

Pemborosan, khususnya pada APD saat pandemi, adalah contoh lain dari penggunaan alat yang tidak rasional. Meskipun niatnya baik untuk menjaga keamanan, penggunaan APD yang berlebihan atau tidak sesuai pedoman dapat menyebabkan kelangkaan. Di tengah situasi krisis, setiap APD sangat berharga. Pemborosan ini dapat menghambat ketersediaan bagi tenaga medis yang benar-benar membutuhkannya di garis depan, membahayakan keselamatan mereka.

Dampak langsung dari penggunaan alat yang tidak rasional adalah peningkatan biaya operasional. Alat yang cepat rusak memerlukan perbaikan atau penggantian yang lebih sering. Ini membebani anggaran terbatas rumah sakit, yang seharusnya bisa dialokasikan untuk pengadaan alat baru atau peningkatan layanan lainnya. Pemborosan ini juga berarti dana yang tidak efisien, padahal bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih penting.

Lebih jauh, penggunaan alat yang tidak tepat juga dapat membahayakan keselamatan pasien dan tenaga medis. Alat yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik karena penyalahgunaan dapat menyebabkan malpraktik, kesalahan diagnosis, atau bahkan cedera. Ini merusak kepercayaan publik terhadap rumah sakit dan dapat berujung pada tuntutan hukum, merusak reputasi yang telah dibangun dengan susah payah.

Untuk mengatasi penggunaan alat yang tidak rasional, rumah sakit perlu memperkuat pelatihan dan edukasi bagi seluruh staf medis. Setiap individu yang menggunakan alat kesehatan harus memahami SOP secara menyeluruh dan mematuhinya. Kesadaran akan pentingnya efisiensi dan dampak dari pemborosan juga harus ditanamkan, terutama dalam penggunaan APD yang vital.

Penerapan sistem monitoring dan audit penggunaan alat juga krusial. Melalui pemantauan yang ketat, rumah sakit dapat mengidentifikasi pola penyalahgunaan atau pemborosan dan mengambil tindakan korektif segera. Teknologi juga dapat membantu dalam melacak penggunaan APD dan memberikan data akurat untuk perencanaan stok yang lebih baik, memastikan ketersediaan selalu terjaga.