Dalam kasus keracunan yang dicurigai, tugas utama dokter forensik adalah melakukan Pembuktian Dosis mematikan. Khusus pada kasus sianida, penemuan zat beracun di organ tubuh korban saja tidak cukup. Dokter harus secara ilmiah menentukan apakah kadar sianida yang terdeteksi benar-benar mencapai ambang batas yang mampu menyebabkan kegagalan organ secara masif dan cepat, yang dikenal sebagai kausa mortis atau penyebab tunggal kematian.
Sianida bekerja dengan menghambat enzim sitokrom oksidase dalam mitokondria, menghentikan respirasi seluler. Ini menyebabkan sel tidak dapat menggunakan oksigen, meskipun suplai oksigen memadai dalam darah. Untuk Pembuktian Dosis, dokter forensik harus membandingkan kadar sianida yang terukur dari sampel darah dan jaringan organ vital (terutama hati dan otak) dengan tingkat fatalitas yang sudah menjadi standar toksikologi forensik.
Pembuktian Dosis mematikan ini seringkali rumit karena sianida adalah zat yang sangat mudah menguap dan cepat didistribusikan. Pengambilan sampel harus dilakukan sesegera mungkin setelah kematian. Konsentrasi sianida dalam darah dan jaringan dapat menurun seiring waktu (post-mortem changes), sehingga interpretasi hasil toksikologi memerlukan keahlian tinggi dan pemahaman mendalam tentang farmakokinetik sianida dalam tubuh.
Selain kuantitas, dokter forensik juga harus mengevaluasi temuan patologi. Tanda-tanda khas keracunan sianida, seperti warna merah muda cerah pada jaringan tubuh dan bau almond pahit yang khas, harus dikorelasikan dengan hasil laboratorium. Data ini sangat penting untuk mendukung Pembuktian Dosis bahwa kematian memang disebabkan oleh efek toksik sianida, bukan faktor lain yang kebetulan ada bersamaan.
Pembuktian Dosis sianida juga harus mempertimbangkan jalur paparan. Sianida dapat masuk melalui inhalasi (gas), oral (cair/padat), atau dermal. Jalur paparan memengaruhi seberapa cepat racun mencapai target organ dan seberapa cepat efeknya muncul. Analisis mendalam mengenai keadaan sekitar korban dan riwayat medisnya turut memperkuat kesimpulan akhir forensik.
Jika ditemukan adanya zat toksik lain dalam tubuh, tugas dokter forensik menjadi semakin kompleks. Mereka harus memastikan bahwa sianida adalah racun utama. Bahkan jika dosisnya mematikan, keberadaan racun lain dapat menjadi faktor pemberat atau malah memicu kematian. Oleh karena itu, analisis toksikologi harus dilakukan secara menyeluruh terhadap berbagai zat.
Kesimpulan akhir dalam Pembuktian Dosis ini memiliki konsekuensi hukum yang besar. Laporan forensik yang akurat dan berbasis ilmiah adalah bukti kunci yang digunakan jaksa untuk membuat Dakwaan Jaksa dan hakim untuk menjatuhkan putusan. Integritas dan objektivitas data forensik sangat diperlukan untuk menegakkan keadilan dalam kasus kriminal.
